Minggu, 05 April 2015 0 komentar

Naik kereta api let-let-let

Judul diatas itu kutipan lagu, cuma akhirnya bukan bahasa inggris loh ya. Let-let-let itu akronim dari lelet.

Kok bisa kereta lelet? Lah wong klo di bandingkan mobil, mobil jelas kalah jauh jalannya.

Kalau kecepatannya sih bisa dibilang cepat untuk ujuran transportasi darat. Cuma waktu jalannya ini loh yang ga bisa di ukur.

Saya sudah coba masukkan rumusnya archimedes dan einstein dihubungkan dengan phytagoras. Tetep gak bisa ngukur seberapa lelet kereta.

Lha iya to pakde, mosok ngitung njelimet ngono? "Rak nyambung bar bar blas".

Mending hitung dengan metode analitik sosial. Waktu berangkat kereta yang harusnya jam 8 malam waktu blitar, ternyata diundur dadi 12.30 malam waktu blitar.

Oke jadi ada waktu 4,5 jam yang terbuang untuk satu pelanggan. Dalam satu keberangkatan ini ada kurang lebih 240 penumpang. Yang berarti ada total kurang lebih 1000 jam yang dihamburkan malam tadi.

Klo kita bisa bayangkan 1000 jam itu setara kurang lebih 40 hari, maka coba bayangkan apa yang bisa dilakukan 240 orang dalam 40 hari.

Minimal klo dibuat acara YKS, bisa datengin o**** balik dr alam sana lg. Saking rame dan hebohnya.

Jadi harapan saya secara pribadi, pak jonan harus serius mengubah manajemen KAI secara menyeluruh.

Saya tidak bilang KAI tidak berubah, justru KAI sudah signifikan perubahannya. Cuma agar lebih baik, jangan hanya harganya saja berubah naik. Tapi juga profesionalitas dalam bekerja mempersiapkan jadwal berangkat.

Salam saya,
penumpang kelas ekonomi

Naik kereta api let-let-let

Judul diatas itu kutipan lagu, cuma akhirnya bukan bahasa inggris loh ya. Let-let-let itu akronim dari lelet.

Kok bisa kereta lelet? Lah wong klo di bandingkan mobil, mobil jelas kalah jauh jalannya.

Kalau kecepatannya sih bisa dibilang cepat untuk ujuran transportasi darat. Cuma waktu jalannya ini loh yang ga bisa di ukur.

Saya sudah coba masukkan rumusnya archimedes dan einstein dihubungkan dengan phytagoras. Tetep gak bisa ngukur seberapa lelet kereta.

Lha iya to pakde, mosok ngitung njelimet ngono? "Rak nyambung bar bar blas".

Mending hitung dengan metode analitik sosial. Waktu berangkat kereta yang harusnya jam 8 malam waktu blitar, ternyata diundur dadi 12.30 malam waktu blitar.

Oke jadi ada waktu 4,5 jam yang terbuang untuk satu pelanggan. Dalam satu keberangkatan ini ada kurang lebih 240 penumpang. Yang berarti ada total kurang lebih 1000 jam yang dihamburkan malam tadi.

Klo kita bisa bayangkan 1000 jam itu setara kurang lebih 40 hari, maka coba bayangkan apa yang bisa dilakukan 240 orang dalam 40 hari.

Minimal klo dibuat acara YKS, bisa datengin o**** balik dr alam sana lg. Saking rame dan hebohnya.

Jadi harapan saya secara pribadi, pak jonan harus serius mengubah manajemen KAI secara menyeluruh.

Saya tidak bilang KAI tidak berubah, justru KAI sudah signifikan perubahannya. Cuma agar lebih baik, jangan hanya harganya saja berubah naik. Tapi juga profesionalitas dalam bekerja mempersiapkan jadwal berangkat.

Salam saya,
penumpang kelas ekonomi

Daisypath Anniversary tickers

Feed my Fish!