Senin, 24 September 2012 0 komentar

Berbeda

Satu kata bisa bertafsir banyak rupa
Tergantung sudut pandang pembaca pada saat kata itu terbaca
Ada kala lagi bahagia, ada kala lagi gulana, atau ada kala sedang amarah
Tidak ad yang bisa menyalahkan sudut pandang pembaca menafsirkan kata.

Sejak saat dituliskan, bertafsir yang menunggu berhenti adalah laju kreta, termenung tanpa batas, menunggu sesuatu berhenti.

Ketika itu yg terpikir oleh penulis adalah merenung kapan laju kreta akan berhenti, tp setelah dibaca oleh pembaca, banyak yg bisa menjadi perenungan dan banyak juga yg dinantikan untuk berhenti.

Sperti saat ini, ketika membaca sejak lagi, yang terenung bukan lagi kapan kreta akan berhenti, tapi hal lain, yaitu kapan petugas PLN akan berhenti membuka jaringan baru, berhenti membuat listrik mati.

Semua tergantung kejadian dan kondisi emosi pembaca. Sebuah kata atau gambar pun akan diartikan lain sesuai pribadi masing2.

Yang diartikan sama hanyalah angka.

Berharap persamaan persepsi angka antara saya dan petugas PLN adalah kemutlakan, bahwa listrik akan menyala pada pukul 14.00, yaitu 15 menit dr sekarang.






- wara rahmawati -
Sabtu, 22 September 2012 0 komentar

Sejak

Adinda galau
Merenung sejak tadi
Kapan berhenti?
- wara rahmawati -
Rabu, 12 September 2012 0 komentar

Wanita....

Ada perspektif baru yang aku dapat hari ini.

Dualisme yg selama ini kadang mengganggu kaumku. Seperti sisi mata uang, yang saling berkebalikan. Antara profesi keibuan dan profesi keilmuan.
Yaaaaa, aku bertemu dua sosok yang berbeda dan tentunya mendewasakanku.

Bertemuku dengan dua orang teman yg begitu penuh asa pada harapannya.
Sebagai wanita, aq banyak belajar dari mereka.

Bahagia punya takaran sendiri sendiri dalam perspektif dan integritas manusia.
Begitu juga bahagia yang aku takar dari temanku itu

Sebuah keluarga, dengan anak dan dapur ato karier yg cemerlang gemerlap ilmu pengetahuan?

Setiap pilihan punya alasan dan kebahagiaannya sendiri, begitu juga pilihan kedua temanku itu

Tidak ad yg salah dalm pilihan itu, yg ad hanya seberapa serius kita pada apa yg kita pilih untuk menghasilkan sesuatu yg total dan optimal

Tak apalah tulisanq melompat2, seperti jalan pikiranq yg pula bergeliat melompat.

Kadang aq berpikir ketika aku melihat beberapa teman seusiaq sdh punya 'buntut', aq bertanya pada diriku sendiri qo aku belum punya yah?...

Tp pada kesempatan lain, ketika teman lain yg 'berbuntut' itu mendatangiku, aku pun dibuat heran dgn pertanyaannya, 'duuuuh, andai bisa sekolah lagi dulu'....

Well, sekali lagi kita tidak tau apa yang membuat seseorang bahagia, dan kita tidak bs menakar dan menghitungnya dengan timbangan kebahagiaan kita.

Setiap kita punya kebahagiaan kita masing2, sudut pandang kita masing2, dan akan berbeda masing2. Jalan kebahagiaan itu masing2 kita yang memilih.

Meng'iri'kan kebahagian orang lain akan membuat kita malah merugi.

Pastikan kita bahagia dgn pilihan kita, apapun itu dan kalo memang belum bahagia renungkan kembali : kita yang memang salah memilih jalan ato kita yang tidak tau bagaimana cara melalui jalan yg benar...

Misteri memang...
Tapi kita punya hati, asa, dan akal untuk membuat misteri itu permainan yg menarik.

- wara rahmawati -
Selasa, 11 September 2012 0 komentar

Sekali. Kamu.

Aku titip rindu padamu, angin..
Sampaikan padanya
Aq merindunya sangat.

Seperti biasa aku titip rindu pada hujan
Tp hujan sedang enggan menyapa.

Aq merindunya sangat.
Kamu.



- wara rahmawati -
Senin, 10 September 2012 0 komentar

Kata itu...

Kenapa orang rela menunggu?
Padahal menunggu itu membosankan.

Kaya saya ni contohnya, janjian jam 3 sdh datang setengah jam sebelumnya.
Menunggu tu jadinya.

Karena bagi saya, datang lebih awal adalah pertanda kebaikan, ya walaupun harus menunggu.

Drpd saya ditunggu mending menunggu.

Tunggu.....
Istilah dr mana tu ya, qo ya ad bahasa namanya tunggu.
Dan semua orang mengartikan sama kata2 tersebut.

Sebuah konsensus untuk kata tunggu adalah tunggu sebagai kata kerja apa kata sifat ya...

Hahahahahhahaha, aq bingung sendiri, sebenarnya ni mau nulis apa coba..

Intinya tu qo ad yg kata tunggu, gk diganti kata apa gt, seperti tunggu : makan.


- wara rahmawati -
1 komentar

Tabukah???

Gila, remaja aborsi d indonesia 35 %, dan itu hanya beberapa ratus ribu "saja", kata deputi KB dan kesehatan reproduksi BKKBN pusat. "Saja"!!! Dia bilang "saja", duuuuh.

Dan aborsi dilakukan karena kehamilan yang tidak diinginkan, kenapa hamil, karena tidak disedikan alat kontrasepsi untuk remaja!!!!

Bener2 mengenaskan, dilema antara kesehatan wanita dan moral.
Antara penyediaan alat kontrasepsi untuk mencegah kematian karena aborsi dan dengan tuntutan untuk mengikuti nilai dan norma yang ad d negara kita..
Dua sisi yang ekstrim ketika kita menelaah lebih lanjut.

Pemahaman diri, termasuk kebutuhan seksual sepertinya tidak dibahas dalam penanganan aborsi pada remaja

Apa sih yang penting dilakukan untuk remaja, saya kira adalah pemahaman dan penerimaan akan kebutuhan seksual, sehingga membawa pada perilaku seksual yang lebih aman

Seks dianggap tabu untuk dibicarakan, tapi seks begitu rahasia untuk dinikmati, itu yang sekarang terjadi.

Ketidakpahaman dan belum adanya penerimaan akan kebutuhan seks menjadikan tabunya seks untuk dibicarakan. Rahasia tidak lain adalah menyembunyikan dan akan ada keingintahuan yang besar atas apa yang dirahasiakan. Kalo yang ditanya jawabnya positif, berkembangnya lebih bagus, nah kalo yang ditanya menjerumuskan, bayangkan kejadian apa yang mungkin terjadi?

Lalu apakah seks penting untuk dibicarakan dalam konteks ini?

Pembicaraan bukan pada kebutuhan akan seks-nya tapi pada pemahaman remaja pada kebutuhan seksnya. Dipahaminya kebutuhan tersebut, mendorong pada penerimaan yg lebih baik bahwa seks sebagai bagian dr diri mereka.

Andai pembicaraan itu tidak tabu, sepertinya akan lebih mudah mengkomunikasikan dan mengedukasi bagaimana kehidupan seks yang aman pada remaja.
- wara rahmawati -
Sabtu, 08 September 2012 1 komentar

Sejenak di suatu tempat

Here I am...

D rumah sakit, menjadi seorang pasien..
Ya walaupun udah agak beberapa hari yg lalu...
Tp masih inget suasananya...
Riuh bgt ya rumah sakit tu, berbagai macam ragam dan rupa ad di sini..

Senang, sedih, bingung, gembira, flat, datar, ada aja ekspresi mukanya..

Menunggu sambil harap2 cemas, ada apa gerangan dengan dirinya. Siapa yang menjamin akan ada kabar buruk atau kabar baik. Semua berharap kabar baik tentunya

Tapi ya menurutq, kabar buruk pun tidak selamanya jadi bencana yang berkepanjangan andai saja kabar itu tersiar dengan bijaksana

Penyiaran kabar dengan prinsip komunikasi interpersonal yang baik, sepertinya bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan harapan pasien.

Tak perlu komunikasi interpersonal yang aduhai tingkat dewa, mungkin cukup dengan sedikit empati dan pasang muka penuh cinta bisa melegakan hati pasien yang sedang gundah gulana.

Memahami apa yang dirasakan pasien penting, biar tahu kapan moment yg pas untuk menyiarkan berita.

Nah kalo ud tau moment yg pas tu, pasang muka penuh cinta dan bicarakan dengan bahasa positif dan jujur, trus kasih deh dukungan moral.

Langsung anyep hati pasiennya. Kalo siarannya kabar baik sih santai aja, cm kalo siarannya kabar buruk setidaknya gk depresi2 amat ( depresi???? *tulisan berikutnya, tgg). Sedih itu tidak bs dipungkiri, tp kalo berkelanjutan itu yg perlu diwaspadai. Jadi dianyepin dulu hatinya biar jadi kuat menghadapi siaran kabar.

Kira2 dokter2 dan perawat2 di sini gimana ya menyiarkan kabar tentang pasien?

Pengalaman membuktikan, kesibukan mengikis sedikit demi sedikit empati dan cinta untuk pasien, termasuk di sini..

Seandainya pasien dan dokter bisa jadi hubungan mutualisme dalam empati, Saling menguntungkan dan dua arah. Semuanya bisa jadi nyaman. Dokter dan perawat di sini pun butuh diempati, begitu juga pasiennya.


- wara rahmawati -

Berbeda

Satu kata bisa bertafsir banyak rupa
Tergantung sudut pandang pembaca pada saat kata itu terbaca
Ada kala lagi bahagia, ada kala lagi gulana, atau ada kala sedang amarah
Tidak ad yang bisa menyalahkan sudut pandang pembaca menafsirkan kata.

Sejak saat dituliskan, bertafsir yang menunggu berhenti adalah laju kreta, termenung tanpa batas, menunggu sesuatu berhenti.

Ketika itu yg terpikir oleh penulis adalah merenung kapan laju kreta akan berhenti, tp setelah dibaca oleh pembaca, banyak yg bisa menjadi perenungan dan banyak juga yg dinantikan untuk berhenti.

Sperti saat ini, ketika membaca sejak lagi, yang terenung bukan lagi kapan kreta akan berhenti, tapi hal lain, yaitu kapan petugas PLN akan berhenti membuka jaringan baru, berhenti membuat listrik mati.

Semua tergantung kejadian dan kondisi emosi pembaca. Sebuah kata atau gambar pun akan diartikan lain sesuai pribadi masing2.

Yang diartikan sama hanyalah angka.

Berharap persamaan persepsi angka antara saya dan petugas PLN adalah kemutlakan, bahwa listrik akan menyala pada pukul 14.00, yaitu 15 menit dr sekarang.






- wara rahmawati -

Sejak

Adinda galau
Merenung sejak tadi
Kapan berhenti?
- wara rahmawati -

Wanita....

Ada perspektif baru yang aku dapat hari ini.

Dualisme yg selama ini kadang mengganggu kaumku. Seperti sisi mata uang, yang saling berkebalikan. Antara profesi keibuan dan profesi keilmuan.
Yaaaaa, aku bertemu dua sosok yang berbeda dan tentunya mendewasakanku.

Bertemuku dengan dua orang teman yg begitu penuh asa pada harapannya.
Sebagai wanita, aq banyak belajar dari mereka.

Bahagia punya takaran sendiri sendiri dalam perspektif dan integritas manusia.
Begitu juga bahagia yang aku takar dari temanku itu

Sebuah keluarga, dengan anak dan dapur ato karier yg cemerlang gemerlap ilmu pengetahuan?

Setiap pilihan punya alasan dan kebahagiaannya sendiri, begitu juga pilihan kedua temanku itu

Tidak ad yg salah dalm pilihan itu, yg ad hanya seberapa serius kita pada apa yg kita pilih untuk menghasilkan sesuatu yg total dan optimal

Tak apalah tulisanq melompat2, seperti jalan pikiranq yg pula bergeliat melompat.

Kadang aq berpikir ketika aku melihat beberapa teman seusiaq sdh punya 'buntut', aq bertanya pada diriku sendiri qo aku belum punya yah?...

Tp pada kesempatan lain, ketika teman lain yg 'berbuntut' itu mendatangiku, aku pun dibuat heran dgn pertanyaannya, 'duuuuh, andai bisa sekolah lagi dulu'....

Well, sekali lagi kita tidak tau apa yang membuat seseorang bahagia, dan kita tidak bs menakar dan menghitungnya dengan timbangan kebahagiaan kita.

Setiap kita punya kebahagiaan kita masing2, sudut pandang kita masing2, dan akan berbeda masing2. Jalan kebahagiaan itu masing2 kita yang memilih.

Meng'iri'kan kebahagian orang lain akan membuat kita malah merugi.

Pastikan kita bahagia dgn pilihan kita, apapun itu dan kalo memang belum bahagia renungkan kembali : kita yang memang salah memilih jalan ato kita yang tidak tau bagaimana cara melalui jalan yg benar...

Misteri memang...
Tapi kita punya hati, asa, dan akal untuk membuat misteri itu permainan yg menarik.

- wara rahmawati -

Sekali. Kamu.

Aku titip rindu padamu, angin..
Sampaikan padanya
Aq merindunya sangat.

Seperti biasa aku titip rindu pada hujan
Tp hujan sedang enggan menyapa.

Aq merindunya sangat.
Kamu.



- wara rahmawati -

Kata itu...

Kenapa orang rela menunggu?
Padahal menunggu itu membosankan.

Kaya saya ni contohnya, janjian jam 3 sdh datang setengah jam sebelumnya.
Menunggu tu jadinya.

Karena bagi saya, datang lebih awal adalah pertanda kebaikan, ya walaupun harus menunggu.

Drpd saya ditunggu mending menunggu.

Tunggu.....
Istilah dr mana tu ya, qo ya ad bahasa namanya tunggu.
Dan semua orang mengartikan sama kata2 tersebut.

Sebuah konsensus untuk kata tunggu adalah tunggu sebagai kata kerja apa kata sifat ya...

Hahahahahhahaha, aq bingung sendiri, sebenarnya ni mau nulis apa coba..

Intinya tu qo ad yg kata tunggu, gk diganti kata apa gt, seperti tunggu : makan.


- wara rahmawati -

Tabukah???

Gila, remaja aborsi d indonesia 35 %, dan itu hanya beberapa ratus ribu "saja", kata deputi KB dan kesehatan reproduksi BKKBN pusat. "Saja"!!! Dia bilang "saja", duuuuh.

Dan aborsi dilakukan karena kehamilan yang tidak diinginkan, kenapa hamil, karena tidak disedikan alat kontrasepsi untuk remaja!!!!

Bener2 mengenaskan, dilema antara kesehatan wanita dan moral.
Antara penyediaan alat kontrasepsi untuk mencegah kematian karena aborsi dan dengan tuntutan untuk mengikuti nilai dan norma yang ad d negara kita..
Dua sisi yang ekstrim ketika kita menelaah lebih lanjut.

Pemahaman diri, termasuk kebutuhan seksual sepertinya tidak dibahas dalam penanganan aborsi pada remaja

Apa sih yang penting dilakukan untuk remaja, saya kira adalah pemahaman dan penerimaan akan kebutuhan seksual, sehingga membawa pada perilaku seksual yang lebih aman

Seks dianggap tabu untuk dibicarakan, tapi seks begitu rahasia untuk dinikmati, itu yang sekarang terjadi.

Ketidakpahaman dan belum adanya penerimaan akan kebutuhan seks menjadikan tabunya seks untuk dibicarakan. Rahasia tidak lain adalah menyembunyikan dan akan ada keingintahuan yang besar atas apa yang dirahasiakan. Kalo yang ditanya jawabnya positif, berkembangnya lebih bagus, nah kalo yang ditanya menjerumuskan, bayangkan kejadian apa yang mungkin terjadi?

Lalu apakah seks penting untuk dibicarakan dalam konteks ini?

Pembicaraan bukan pada kebutuhan akan seks-nya tapi pada pemahaman remaja pada kebutuhan seksnya. Dipahaminya kebutuhan tersebut, mendorong pada penerimaan yg lebih baik bahwa seks sebagai bagian dr diri mereka.

Andai pembicaraan itu tidak tabu, sepertinya akan lebih mudah mengkomunikasikan dan mengedukasi bagaimana kehidupan seks yang aman pada remaja.
- wara rahmawati -

Sejenak di suatu tempat

Here I am...

D rumah sakit, menjadi seorang pasien..
Ya walaupun udah agak beberapa hari yg lalu...
Tp masih inget suasananya...
Riuh bgt ya rumah sakit tu, berbagai macam ragam dan rupa ad di sini..

Senang, sedih, bingung, gembira, flat, datar, ada aja ekspresi mukanya..

Menunggu sambil harap2 cemas, ada apa gerangan dengan dirinya. Siapa yang menjamin akan ada kabar buruk atau kabar baik. Semua berharap kabar baik tentunya

Tapi ya menurutq, kabar buruk pun tidak selamanya jadi bencana yang berkepanjangan andai saja kabar itu tersiar dengan bijaksana

Penyiaran kabar dengan prinsip komunikasi interpersonal yang baik, sepertinya bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan harapan pasien.

Tak perlu komunikasi interpersonal yang aduhai tingkat dewa, mungkin cukup dengan sedikit empati dan pasang muka penuh cinta bisa melegakan hati pasien yang sedang gundah gulana.

Memahami apa yang dirasakan pasien penting, biar tahu kapan moment yg pas untuk menyiarkan berita.

Nah kalo ud tau moment yg pas tu, pasang muka penuh cinta dan bicarakan dengan bahasa positif dan jujur, trus kasih deh dukungan moral.

Langsung anyep hati pasiennya. Kalo siarannya kabar baik sih santai aja, cm kalo siarannya kabar buruk setidaknya gk depresi2 amat ( depresi???? *tulisan berikutnya, tgg). Sedih itu tidak bs dipungkiri, tp kalo berkelanjutan itu yg perlu diwaspadai. Jadi dianyepin dulu hatinya biar jadi kuat menghadapi siaran kabar.

Kira2 dokter2 dan perawat2 di sini gimana ya menyiarkan kabar tentang pasien?

Pengalaman membuktikan, kesibukan mengikis sedikit demi sedikit empati dan cinta untuk pasien, termasuk di sini..

Seandainya pasien dan dokter bisa jadi hubungan mutualisme dalam empati, Saling menguntungkan dan dua arah. Semuanya bisa jadi nyaman. Dokter dan perawat di sini pun butuh diempati, begitu juga pasiennya.


- wara rahmawati -
Daisypath Anniversary tickers

Feed my Fish!