Selasa, 08 Juni 2010

Nyanyian Kelapa

Membaca sebuah pesan di inbox email dari seorang teman, mengingatkan saya pada keinginan untuk menceritakan kisah pohon kelapa yang sering saya jumpai dalam perjalanan ke kota Kutoarjo. Vegetasi yang berjajar beriringan dengan jajaran rel-rel besi yang entah kapan akan berakhir. Ada pohon kelapa, ada pantai. Ya itu yang terlintas dalam pikiran saya ketika berjumpa dengan begitu banyaknya pohon kelapa yang berdiri tegak berkawan angin.
Sebuah review yang bagus, begitu katanya berkomentar atas balasan yang saya tulis untuknya. Dan dia bercerita dengan antusias karena pesan balasan itu, tak biasa. Karena, pohon.
Pohon, dua huruf vocal dan tiga konsonan memberi nama pada sesuatu yang memiliki akar, batang, daun sebagai eleman pokoknya, demikian halnya dengan pohon kelapa yang saya jumpai. Ketiga elemen tersebut bagi saya adalah sebuah representasi diri sesuai dengan fungsi pokoknya dalam organisme bernama pohon, tidak terlepas pohon kelapa.
Akar, sebuah representasi atas daya dukung saya untuk terus bertumbuh, tanpa akar saya tidak bisa menjelajahi alam, sekadar menghidupi dan dihidupi. Tanpa akar, saya terseok.
Batang, daya dukung tak kan ada artinya bila tidak bisa disalurkan, dan untuk sayam batang adalah media, jalan tol, penopang, perantara, mencapai aspirasi selebat dan seindah mahkota pohon, daun. Tanpa batang, saya tidak maksimal.
Dan daun, aspirasi, dalam banyak bentuk dan macam, dalam banyak guna dan manfaat, serta dalam banyak asa dan harapan, seperti halnya pohon kelapa. Apakah pohon kelapa merepresentasikan sesuatu seperti saya dan pohon? Ataukah pohon kelapa memberi petunjuk lain? Petunjuk karakteristik kehidupan?
Tak bisa terjawab di sini hanya dengan impresi-impresi yang terbatas horizon. Data dan fakta akan lebih berbicara. Tak perlu beradu metode, angka dan suara sejajar dan sama penting dalam data dan fakta.
Karakteristik Masyarakat dengan Vegetasi Pantai, menarik……..

3 komentar:

Tiara R. Widiastuti mengatakan...

aku jadi inget gimana kmu mendeskripsikan aku kemaren dulu... :D

seperti pohon..

Neno Wasian mengatakan...

jadi inget tulisannya GM:
"..Hidup meletakkan masing-masing sebagai bagian dari sebuah keseluruhan—seperti akar, kulit, dahan, ranting, dan daun pohon... Bahkan pohon itu juga bagian dari perjalanan burung-burung dan peserta dalam lingkungan ke mana selalu ia hembuskan oksigen pada hari terik. Untuk siapa saja."

jadi bahkan pohon kelapa dapat berupa manusia jika terpikirkan bahwa dia manusia. namun jangan saja manusia dapat berupa manusia jika terpikirkan. karena kesadaran atas kemanusiaan adalah kesadaran hakiki yang harus dipikirkan manusia (bukan kesengajaan: ter-).

rahma mengatakan...

tiara, yup bener, pertanyaanmu kemarin membuatku ingat pengen nulis pohon kelapa...:D

neno, tulisanku mengingatkanmu pada tulisan GM..aku tersanjung ;;) aku setuju apa yang dibilang GM bahwa hidup meletakkan masing-masing sebagai bagian dari sebuah keseluruhan, seperti halnya Frederich Perls bertemu dengan gestalt adalah sebuah keseluruhan, dimana di dalam keseluruhan itu tetap ada bagian-bagian yang memang untuk dipahami dan dimengerti...(begitu bukan yan tiara? :)))

Posting Komentar

Nyanyian Kelapa

Membaca sebuah pesan di inbox email dari seorang teman, mengingatkan saya pada keinginan untuk menceritakan kisah pohon kelapa yang sering saya jumpai dalam perjalanan ke kota Kutoarjo. Vegetasi yang berjajar beriringan dengan jajaran rel-rel besi yang entah kapan akan berakhir. Ada pohon kelapa, ada pantai. Ya itu yang terlintas dalam pikiran saya ketika berjumpa dengan begitu banyaknya pohon kelapa yang berdiri tegak berkawan angin.
Sebuah review yang bagus, begitu katanya berkomentar atas balasan yang saya tulis untuknya. Dan dia bercerita dengan antusias karena pesan balasan itu, tak biasa. Karena, pohon.
Pohon, dua huruf vocal dan tiga konsonan memberi nama pada sesuatu yang memiliki akar, batang, daun sebagai eleman pokoknya, demikian halnya dengan pohon kelapa yang saya jumpai. Ketiga elemen tersebut bagi saya adalah sebuah representasi diri sesuai dengan fungsi pokoknya dalam organisme bernama pohon, tidak terlepas pohon kelapa.
Akar, sebuah representasi atas daya dukung saya untuk terus bertumbuh, tanpa akar saya tidak bisa menjelajahi alam, sekadar menghidupi dan dihidupi. Tanpa akar, saya terseok.
Batang, daya dukung tak kan ada artinya bila tidak bisa disalurkan, dan untuk sayam batang adalah media, jalan tol, penopang, perantara, mencapai aspirasi selebat dan seindah mahkota pohon, daun. Tanpa batang, saya tidak maksimal.
Dan daun, aspirasi, dalam banyak bentuk dan macam, dalam banyak guna dan manfaat, serta dalam banyak asa dan harapan, seperti halnya pohon kelapa. Apakah pohon kelapa merepresentasikan sesuatu seperti saya dan pohon? Ataukah pohon kelapa memberi petunjuk lain? Petunjuk karakteristik kehidupan?
Tak bisa terjawab di sini hanya dengan impresi-impresi yang terbatas horizon. Data dan fakta akan lebih berbicara. Tak perlu beradu metode, angka dan suara sejajar dan sama penting dalam data dan fakta.
Karakteristik Masyarakat dengan Vegetasi Pantai, menarik……..

3 komentar:

Tiara R. Widiastuti mengatakan...

aku jadi inget gimana kmu mendeskripsikan aku kemaren dulu... :D

seperti pohon..

Neno Wasian mengatakan...

jadi inget tulisannya GM:
"..Hidup meletakkan masing-masing sebagai bagian dari sebuah keseluruhan—seperti akar, kulit, dahan, ranting, dan daun pohon... Bahkan pohon itu juga bagian dari perjalanan burung-burung dan peserta dalam lingkungan ke mana selalu ia hembuskan oksigen pada hari terik. Untuk siapa saja."

jadi bahkan pohon kelapa dapat berupa manusia jika terpikirkan bahwa dia manusia. namun jangan saja manusia dapat berupa manusia jika terpikirkan. karena kesadaran atas kemanusiaan adalah kesadaran hakiki yang harus dipikirkan manusia (bukan kesengajaan: ter-).

rahma mengatakan...

tiara, yup bener, pertanyaanmu kemarin membuatku ingat pengen nulis pohon kelapa...:D

neno, tulisanku mengingatkanmu pada tulisan GM..aku tersanjung ;;) aku setuju apa yang dibilang GM bahwa hidup meletakkan masing-masing sebagai bagian dari sebuah keseluruhan, seperti halnya Frederich Perls bertemu dengan gestalt adalah sebuah keseluruhan, dimana di dalam keseluruhan itu tetap ada bagian-bagian yang memang untuk dipahami dan dimengerti...(begitu bukan yan tiara? :)))

Posting Komentar

Daisypath Anniversary tickers

Feed my Fish!